Kriminologi.id - Randi Syahputra akhirnya meregang nyawa di tangan adiknya sendiri. Berawal dari teguran adiknya, peristiwa ini berujung dengan meninggalnya Randi. Peristiwa ini terjadi pada 11 November 2017 di lokasi tinggal mereka yang terletak di wilayah Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat. Keesokan harinya, Grenial Wijaya yang berusia 5 tahun di wilayah Jakarta Barat tewas di lokasi rumah sakit pada 12 November 2017. Grenial tewas diduga dampak penyiksaan yang dilaksanakan oleh ibunya sendiri. Peristiwa ini berawal karena sang ibu kesal lantaran anaknya tidak jarang mengompol.
Sebelumnya pun terjadi permasalahan pembunuhan yang lumayan menghebohkan antara pasangan suami istri pada 9 November 2017. Dokter Letty Sultri ditemukan tewas ditembak di lokasi praktiknya yakni Klinik Az-Zahra Medical Centre, Cawang, Jakarta Timur. Pelaku penembakan ialah suaminya sendiri yang mempunyai nama dr. Ryan Helmi. Peristiwa ini terjadi sebab Helmi tidak mau dipisahkan korban. Kasus-kasus yang disebutkan ialah gambaran kecil mengenai pembunuhan yang terjadi antar anggota keluarga. Terlihat bahwa dalam empat hari saja ada tiga permasalahan pembunuhan yang melibatkan anggota keluarga. Jenny Mouzos dan Catherine Rushforth dalam tulisannya Family Homicide in Australia melafalkan bahwa ada 2 dari 5 permasalahan pembunuhan yang melibatkan anggota family di Australia. Rata-rata ada 129 family yang tercebur pembunuhan masing-masing tahunnya. Muozos dan Rushforth pun mengklasifikasi pembunuhan yang terjadi antar anggota keluarga. Ada 5 klasifikasi yakni intimate partner, filicide, parricide, siblicide, dan family lainnya. Sebutan intimate mitra mengacu pada pembunuhan yang dilaksanakan oleh pasangan suami istri ataupun mereka yang sudah tinggal serumah. Pada pembunuhan pasangan ini ditemukan bahwa 75 persen pelakunya ialah laki-laki dan korbannya ialah perempuan. Laki-laki mempunyai kecenderungan yang lebih banyak dalam membunuh pasangannya. Pembunuhan pasangan ini pun adalahpembunuhan terbanyak yang terjadi di dalam keluarga. Australia sendiri menulis bahwa pembunuhan pasangan menyumbang 60 persen dari seluruh pembunuhan yang terjadi di dalam keluarga. Sedangkan filicide mengacu pada pembunuhan yang dilaksanakan oleh orang tua terhadap anaknya. Orang tua di sini tidak melulu orang tua kandung saja tetapi pun orang tua tiri. Pada pembunuhan anak-anak ini masalah jenis kelamin anak tidak dominan terhadap tinggi rendahnya pembunuhan. Justru masalah umur yang berpengaruh, menurut keterangan dari penelitian Muozos dan Rushforth. Terdapat 68 persen anak berusia 5 tahun ke bawah yang menjadi korban pembunuhan dalam keluarga. Sehingga anak umur 5 tahun ke bawah mempunyai risiko yang lebih tinggi menjadi korban kejahatan. Terkait dengan pembunuhan terhadap anak, penelitian mengindikasikan bahwa 63 persen pembunuhan ini dilaksanakan oleh ayah mereka dan 37 persen oleh ibu mereka. Pembunuhan parricide mengacu pada pembunuhan yang dilaksanakan oleh anak terhadap di antara atau kedua orang tuanya. Berdasarkan keterangan dari tulisan Heide dalam bukunya yang berjudul Why Kids Kill Parents: Child Abuse and Adolescent Homicide mengemukakan tiga tipe pribadi yang mengerjakan pembunuhan terhadap orang tuanya yaitu; anak yang merasakan penyiksaan orang tuanya sampai titik batas penerimaannya, anak yang mengidap gangguan mental, dan anak yang riskan karena dia anti sosial. Penelitian yang dilaksanakan Mones dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul When A Child Kills melafalkan bahwa 90 persen anak-anak pelaku parricide merasakan kekerasan dan penganiayaan yang dilaksanakan oleh orang tuanya. Kekerasan dan penganiayaan yang dirasakan ini tidak melulu kekerasan jasmani tetapi pun kekerasan seksual, kekerasan verbal, dan psikologikal. Tipe selanjutnya ialah siblicide yang mengacu pada pembunuhan yang terjadi antara saudara kandung. Sedangkan guna korbannya, Muozos dan Rushforth melafalkan bahwa saudara laki-laki mempunyai risiko yang lebih tinggi menjadi korban pembunuhan. Peristiwa pembunuhan antara saudara kandung ini 42 persen dimulai dengan pertengkaran mulut atau periksa cok diantara keduanya, sementara 15 persen diakibatkan karena pengaruh alkohol atau obat-obatan dan sisanya tidak diketahui secara jelas. Daly dkk dalam naskahnya yang berjudul Siblicide and Seniority mengungkapkan bahwa pelaku pembunuhan tipe ini biasanya berusia lebih muda daripada korbannya. Ini didasarkan pada hasil temuan dari riset yang dilaksanakan di Kanada, Jepang, Chicago, dan Britania. Tipe yang terakhir ialah pembunuhan yang dilaksanakan oleh anggota family lainnya. Pembunuhan dapat saja dilaksanakan oleh saudara ipar, saudara sepupu, dan ikatan persaudaraan lainnya. Berdasarkan keterangan dari penelitian Wallace dalam naskahnya yang berjudul Homicide: The Social Reality ada dua penyebab umum terjadinya pembunuhan tipe ini yaitu sebab konflik pernikahan atau kekerasan yang terjadi di dalam lokasi tinggal tangga saudaranya. Pelaku pembunuhan tipe ini mayoritas ialah laki-laki dengan persentase 88 persen. Mengacu pada riset yang dilaksanakan oleh Wallace, ini terjadi sebab saudara laki-laki biasanya tidak terima andai saudaranya dilaksanakan dengan tidak baik oleh pasangannya. Sehingga saudara laki-laki berikut yang merasa bertanggung jawab dan mesti memberi latihan terhadap pasangan saudaranya itu. Inilah lantas yang kemudian dapat berujung pada pembunuhan tipe ini.
0 Comments
Leave a Reply. |
Kategori
All
|